Pada tahun 1975, Ka Kanwil P&K DKI Jakarta memerintahkan kepada Kepala SMA Negeri 5 Jakarta yang berada di Jl. Budi Utomo Jakarta Pusat, yakni Bp. Drs. Nazir Achmad untuk mendirikan SMA negeri V Filial di kampong Sumur Batu, RT 003/20 Kel. Harapan Mulia, Kec. Kemayoran Jakarta Pusat. Maka dimulailah persiapan operasional sekolah. Dan mulai tahun ajaran 1976 beroperasilah SMA negeri 5 filial. Saat ini pimpinan sekolah : Bp. Ag. Soedarno (Wkl.Kep.SMA Negeri 5 Jakarta) dengan pendidikan B1 Ilmu pasti 58, jumlah guru tetap 16 orang. Guru tidak tetap 11 orang, karyawan tetap 2 orang. Karyawan tidak tetap 3 orang, Jumlah siswa 5 kelas 249 orang. Pada tahun 1977 animo masyarakat begitu besar sehingga penerimaan siswa baru mencapai 7 kelas dan KBM menjadi 2 shift, pagi sore.
Dengan keputusan Menteri P&K No.0189/0/1979 tanggal 3 september 1979, tentang penunggalan SMA Negeri 5 Filial menjadi SMA Negeri 41 Jakarta, kemudian diperkuat dengan serah terima jabatan dari pejabat lama SMA 5 Filial kepada pejabat yang baru berdasarkan keputusan Menteri P&K No.439/C/1979 tanggal 8 Desember 1979 yang disaksikan oleh Kep.Bid,PMU serta pengawas tanggal 19 Januari 1970, akhirnya pada tanggal 31 januari 1976 SMA Negeri 41 diresmikan oleh Bp.Ka.Sub Bid. Sarana Bid. PMU, Drs.M.Yasin mewakili Ka.Kanwil Dep.P&K DKI Jakarta. Adapun penggantian stempel SMA negeri 5 Filial menjadi SMA negeri 41 Jakarta dimulai tanggal 5 januari 1980.
Sampai dengan hari ini, 31 januari 2007 Bapak/Ibu guru cikal bakal SMAN 41 yang masih bertugas disini tinggal 3 orang yakni:
Drs. Sofiyan Abbas, Rumesta pandiangan dan Sriningsih Setyawati. Sedangkan karyawannya Yulisni Ilyas dan Ujang Supriyatna. (Muh. Muda SInaga berakhir hari ini). Adapun generasi tahun kedua bapak/ibu guru yang masih bertugas disini: Ahmad Darodji, Dra.Hj. Soekartini S, Drs. Imam Tarmono, Martina Tati Widowati, Christian Pattiruhu. Karyawan generasi keduanya Elmina Pakpahan dan Rumsen Barasa.
Mulai tahun ajaran 1996/1997 secara bertahap SMA Negeri 41 pindah ke tempat ini, bekas puing gedung SMA negeri 15. sedangkan SMAN 15 pindah ke gedung baru yang berlokasi dekat Hero Podomoro. Pada waktu pendaftaran siswa baru dibutuhkan 288 siswa untuk 6 kelas. Karena minimnya sosialisasi dari pihak yang berkepentingan makan pendaftar hanya 162 siswa sehingga otomatis NEM dibawah 18.00 pun diterima. Adapun kekurangan siswa sebanyak 126 orang tertutup dengan limpahan siswa yang belum mendapat sekolah.
Keadaan bangunan sekolah pada saat itu sangat memprihatinkan, meja dan bangku siswa masih kurang, halaman sekolah masih puing, paku, kawat dll berserakan. Pagar sekolah pada ambrol tanpa pintu gerbang. Jalan hujan Lumpur masuk kelas terbawa oleh sepatu siswa, kalau kemarau debu masuk kelas terbawa angin. Tanaman penghijauan belum ada selain ilalalng dan rumput dari puteri malu, sangat gersang sekali. Tiang bendera terbuat dari bamboo, telepon belum tersambung, air PAM mengambil dari bocoran pipa dekat ruang OSIS sekarang. Di tengah lapangan ada bedengan untuk tempat tinggal sementara pedagang siomay. Kantin sekolah tidak ada sehingga pada jam istirahat siswa menebar ke seputar masyarakat untuk membeli minuman/jajan.
Pada pagi hari air pasang dari laut yang menyurut menghiasi jalan masuk ke lokasi sekolah. Transportasi umum sangat minim. Seputar sekolah adalah rawa kotor yang ditumbuhi eceng gondok dan tumbuhan rawa lainnya.
Guru tetap yang pernah/masih meyumbangkan tenaganya 71 orang, guru tidak tetap yang pernah menyumbangkan tenaganya tercatat 118 orang. Karyawan yang pernah/masih bekerja 33 orang dan lebih dari 15 orang guru / karyawan telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya:
- Ag. Soedarno
- Drs. RJ. Harjono (Kepsek)
- Drs. Abdul Rahman (Elektronika)
- Drs. Edy Nugroho (Matematika)
- Syafrida Sabar
- Ss.H.Koeswari
- Ag. Sumaryati
- Dra. Zartini
- Sonta Ida Tinambunan (Ekonomi Mikro)
- Andy Syarifuddin Tolleng (kimia)
- Drs. Kasiran (Seni Rupa)
- Mughni (Bagian Umum)
- Marzuki (Bagian Umum)
- Lamius (Penjaga Gerbang)
Sampai hari ini SMAN 41 jakarta total siswa yang sedang dididik sebanyak 8348 orang dan telah banyak menghasilkan alumni yang sukses menyumbangkan ilmu dan tenaganya kepada masyarakat, bangsa dan Negara. Baik di bidang politik, social, ekonomi, pendidikan, militer, hokum, agama, kesehatan, senibudaya dll.Kini keberadaan gedung sekolah kita sudah cukup megah meskipun sarana dan prasana masih masih perlu disempurnakan kelengkapan maupun kualitasnya. Demikian sekilas sejarah SMAN41 Jakarta yang sempat saya rekam dengan harapan generasi penerus dapat melestarikan bahkan mengembangkan dengan mengukir prestasi yang gemilang, amin.
Jakarta, 31 Januari 2007
Penulis Sejarah Singkat
Ahmad Darodji (Guru Agama)